Oleh Arkana
Setiap orang tua pasti bahagia dan bangga ketika anaknya mampu menghafalkan al-Qurán. Hingga terkadang usaha apa pun dilakukan hingga anak bisa nyaman di rumah menikmati waktunya bersama al-Qurán. Walau memang setiap anak pasti menghadapi tantangan yang berbeda-beda.
Kali ini, Redaksi Ibnu Abbas akan mengulik kisah dari salah satu siswa Kuttab Ibnu Abbas yang sedang menyiapkan diri untuk mengikuti ujian 10 juz. Namanya Muhammad Arif Dzulkarnain, ia biasa disapa Arkana. Lahir di BSD pada 28 Desember 2010. Dan sekarang ia tinggal bersama orang tuanya komplek Cryshant 1 BSD. Selain belajar dan bermain di rumah sebagaimana umumnya anak-anak, Arkana juga gemar dengan computer. Cerita kali ini harapannya bisa bermanfaat dan menginspirasi untuk semua orang.
Arkana bercerita saat menghafal Al Quran di rumah paling sering bersama ayahnya. Jika ada sedikit kesalahan ayahnya akan tegas memberikan teguran. Sehingga dia harus benar-benar sering mengulang-ulang bacaannya agar lancar saat menghafalnya.
Waktu terbaik Arkana dalam menghafal atau murajaah di rumah biasanya dimulai setelah subuh sampai jam 6 pagi. Kemudian setelah ashar sampai jam 5 sore bersama orang tua. “Biasanya sih habis shubuh sampai jam 6 pagi.” ungkapnya.
Dia juga mengatakan bahwa hal besar yang akan ia berikan kepada orang tuanya sebagai hadiah di masa yang akan datang adalah ingin membahagiakan mereka dengan menghafalkannya Al Qur’an 30 juz. In syaa Allah
Lalu ia bercerita bahwa ayahnya sering mengatakan“Cepatlah dalam menghafalnya, nanti dapat hadiah”, kata-kata dari ayahnya ini cukup menjadi salah satu pemacu semangat Arkana dalam menghafal Al-Qur’an. Dan nasehat berharga dari ibunya adalah saat sang ibu mengatakan “Jangan jadi anak nakal!”, karena saat itu ia pernah bermain bersama teman-teman di taman, lalu mengambil jambu yang bukan miliknya. Sang ibu ingin agar Al-Qur’an tak hanya menjadi hafalan, tetapi juga menjadi akhlaq keseharian putranya (red).
Arkana berpesan kepada teman-teman yang malas dalam menghafal agar membuang rasa malas dan mengubahnya menjadi semangat dalam menghafal. “Ayo lebih semangat lagi ngajinya. Jadilah hafizh, agar orang tua bahagia dan bangga”, tuturnya.
Menurut Arkana hal yang membuat kangen dan betah di Kuttab Ibnu Abbas adalah saat Mabit (bermalam di sekolah). Mabit menjadi kenangan paling berkesan baginya. Karena selai menghfal dan belajar ada aktivitas lain yang bermanfaat dan mengasyikkan. “Bisa main sama teman-teman. Senang aja datang ke kuttab menjelang maghrib, beraktivitas bareng hingga pagi. Ada nontonnya juga, lari pagi, main bola dll”, imbuhnya.
Semoga cerita ini dapat menginspirasi bagi yang membacanya. Bagi seluruh ayah dan bunda, serta sahabat Ibnu Abbas agar selalu mendoakan kelancaran bagi Arkana dalam menjalani ujian 10 juznya yang akan diadakan selama lima hari, mulai senin 21 maret hingga 25 maret 2022. Setiap harinya Arkana akan menyetorkan dua juz kepada penguji. Semoga Allah mudahkan. Aamiin
Reporter: Usman Baco
Setiap orang tua pasti bahagia dan bangga ketika anaknya mampu menghafalkan al-Qurán. Hingga terkadang usaha apa pun dilakukan hingga anak bisa nyaman di rumah menikmati waktunya bersama al-Qurán. Walau memang setiap anak pasti menghadapi tantangan yang berbeda-beda.
Kali ini, Redaksi Ibnu Abbas akan mengulik kisah dari salah satu siswa Kuttab Ibnu Abbas yang sedang menyiapkan diri untuk mengikuti ujian 10 juz. Namanya Muhammad Arif Dzulkarnain, ia biasa disapa Arkana. Lahir di BSD pada 28 Desember 2010. Dan sekarang ia tinggal bersama orang tuanya komplek Cryshant 1 BSD. Selain belajar dan bermain di rumah sebagaimana umumnya anak-anak, Arkana juga gemar dengan computer. Cerita kali ini harapannya bisa bermanfaat dan menginspirasi untuk semua orang.
Arkana bercerita saat menghafal Al Quran di rumah paling sering bersama ayahnya. Jika ada sedikit kesalahan ayahnya akan tegas memberikan teguran. Sehingga dia harus benar-benar sering mengulang-ulang bacaannya agar lancar saat menghafalnya.
Waktu terbaik Arkana dalam menghafal atau murajaah di rumah biasanya dimulai setelah subuh sampai jam 6 pagi. Kemudian setelah ashar sampai jam 5 sore bersama orang tua. “Biasanya sih habis shubuh sampai jam 6 pagi.” ungkapnya.
Dia juga mengatakan bahwa hal besar yang akan ia berikan kepada orang tuanya sebagai hadiah di masa yang akan datang adalah ingin membahagiakan mereka dengan menghafalkannya Al Qur’an 30 juz. In syaa Allah
Lalu ia bercerita bahwa ayahnya sering mengatakan“Cepatlah dalam menghafalnya, nanti dapat hadiah”, kata-kata dari ayahnya ini cukup menjadi salah satu pemacu semangat Arkana dalam menghafal Al-Qur’an. Dan nasehat berharga dari ibunya adalah saat sang ibu mengatakan “Jangan jadi anak nakal!”, karena saat itu ia pernah bermain bersama teman-teman di taman, lalu mengambil jambu yang bukan miliknya. Sang ibu ingin agar Al-Qur’an tak hanya menjadi hafalan, tetapi juga menjadi akhlaq keseharian putranya (red).
Arkana berpesan kepada teman-teman yang malas dalam menghafal agar membuang rasa malas dan mengubahnya menjadi semangat dalam menghafal. “Ayo lebih semangat lagi ngajinya. Jadilah hafizh, agar orang tua bahagia dan bangga”, tuturnya.
Menurut Arkana hal yang membuat kangen dan betah di Kuttab Ibnu Abbas adalah saat Mabit (bermalam di sekolah). Mabit menjadi kenangan paling berkesan baginya. Karena selai menghfal dan belajar ada aktivitas lain yang bermanfaat dan mengasyikkan. “Bisa main sama teman-teman. Senang aja datang ke kuttab menjelang maghrib, beraktivitas bareng hingga pagi. Ada nontonnya juga, lari pagi, main bola dll”, imbuhnya.
Semoga cerita ini dapat menginspirasi bagi yang membacanya. Bagi seluruh ayah dan bunda, serta sahabat Ibnu Abbas agar selalu mendoakan kelancaran bagi Arkana dalam menjalani ujian 10 juznya yang akan diadakan selama lima hari, mulai senin 21 maret hingga 25 maret 2022. Setiap harinya Arkana akan menyetorkan dua juz kepada penguji. Semoga Allah mudahkan. Aamiin
Reporter: Usman Baco