Artikel
Peran media dalam dakwah dan pendidikanMedia adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam dakwah dan pendidikan, media juga memiliki peranan yang sangat penting.
Dalam kehidupan sehari hari kita dapat menemui media seperti internet yang dimana di dalamnya mencakup sosial media seperti youtube, twitter, instagram, whatsapp dll. Di dalam media tersebut kita dapat mendapatkan informasi mengenai pendidikan dan dakwah.
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya memiliki minat baca yang paling rendah sekitar 0.0001%, hanya ada satu orang yang rajin membaca dari seribu orang. Ironisnya meski minat baca nya yang rendah, data dari wearesocial mengungkapkan bahwa orang indonesia menatap layar gadget kurang lebih 9 jam dalam sehari. Di beberapa tahun terakhir pengguna media sosial terbesar sekitar 61.8% dari jumlah total penduduk di seluruh dunia. Dan lebih dari 3 jam orang menghabiskan waktunya di media sosial.
Lantas bagaimana peran media dalam dakwah dan pendidikan ? Secara umum fungsi media tersebut sebagai alat untuk memberikan atau menerima informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Jika semakin banyak orang yang dalam memberikan referensi yang benar sebagaimana yang diajarkan dalam syariat islam. Maka potensi yang sangat besar akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku masyarakat sekaligus juga bisa mempengaruhi generasi emas atau anak muda saat ini jika mereka pandai dalam penggunaan media dengan sangat bijak dan benar.
Seperti halnya di dalam youtube seseorang bisa mengakses materi tentang tata cara shalat yang baik dan benar, belajar bahasa arab, dan banyak hal lainnya. Dakwah sendiri adalah kewajiban yang harus disampaikan kapanpun dan di manapun, baik secara langsung maupun melalui perantara seperti sosial media, televisi, surat kabar, radio dll.
Yang sangat memprihatikan adalah saat ini media mainstream dikuasai oleh pihak-pihak non muslim atau pun media umum, dan hanya sedikit media yang berasaskan Islam. Namun kabar baiknya masyarakat saat ini lebih dominan memilih media social sebagai sarana menggali informasi, sehingga para da’i dan lembaga dakwah mampu berperan besar di dalamnya.
Bagi pendakwah dan guru, media memiliki pengaruh yang sangat kuat. Terlebih di zaman sekarang yang serba update, serba mudah, dan teknologi yang begitu mudah diakses. Dengan adanya media di zaman sekarang dakwah bisa diakses di desa desa terpencil dan jaraknya pun tak terbatas. Jika umat islam tidak menggunakan media sebagai sarana dakwah maka yang ada, banyak hal keburukan yang akan memenuhi media tersebut.
Peran media sendiri dalam dakwah yaitu sebagai pembelajaran, media dapat digunakan untuk mengakses beberapa referensi buku buku Islam yang berasaskan Al Quran dan As Sunnah di website contohnya. Selain memberikan informasi seputar Islam dan pendidikan, dalam contoh lain peran media dalam dakwah dan pendidikan juga sebagai media komunikasi antara pendidik dan yang dididik, seorang dai dan jamaahnya yang memberikan soal dan jawab mengenai islam dan dijawab sesuai Al Quran dan As Sunnah. Media juga berguna untuk membuat banyak orang termotivasi untuk menjadi lebih baik. Misalnya dengan video, tulisan, dan konten lainnya penulis atau seseorang dapat memberikan motivasi dan tips tips dalam menuntut ilmu. Seseorang juga bisa bercerita tentang kisah kisah inspiratif yang bisa membentuk nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam Al Quran sendiri telah disebutkan beberapa metode dakwah yaitu dengan Al Hikmah yang artinya dengan ilmu yang benar, yang membuat seseorang memiliki kemauan untuk menjadi lebih baik. Metode yang lain adalah dengan Maw’idzah al hasanah yaitu dengan memberikan teladan baik. Selain itu juga dengan al Mujadalah yaitu berdiskusi atau membantah sesuatu dengan cara yang baik dan sopan. Semua itu bisa diterapkan dengan adanya media saat ini. Dan perlu diingat bahwa salah satu amalan seorang hamba yang tak pernah putus sekalipun mereka telah wafat adalah ilmu yang pernah mereka sampaikan dalam kebaikan dan ketaatan serta mencegah orang orang dari berbuat buruk. Orang-orang yang demikian akan mendapatkan pahala yang utuh tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka dalam memberikan contoh dan menyeru dalam kebaikan. Dan orang-orang yang memberikan contoh dan pengaruh buruk lalu perbuatan itu dilihat, dicontoh dan ditiru maka akan ditulis sebagaimana dosa dosa yang sama tanpa mengurangi sedikitpun dosa dosa mereka yang meniru perbuatan dosa tersebut.
(Seminar “Peran Media dalam Dakwah dan Pendidikan bersama Bapak Luthfi Subagio, seorang praktisi PR dan CEO Mediatrustpr. Pada hari Kamis, 26 Mei 2022)
Notulen: *Yunia Maya*