logoSibia
sekolah islam billingual ibnu abbas

Postingan Terbaru

Selengkapnya
placeholder

Rindu Tak Bertepi

Sebagai seorang guru, saya selalu belajar dari setiap murid yang saya ajar. Belajar sambil mengajar. Begitulah kira-kira singkatnya. Guru yang selalu belajar maka tak akan habis ‘sihirnya’ dihadapan para murid. Bagaikan iman yang tak lengkap tanpa amal, begitulah materi pengajaran; kurang lengkap kiranya jika tidak berbekal banyak metode pengajaran.


Betapa senangnya saya hari ini, banyak inspirasi dan motivasi yang saya serap dari para murid kelas 6 halaqah Muadz A dan B.


“Apa yang terbesit dalam hati kalian semua saat mendengar nama Rasulullah SAW disebut?”


Saya tanyakan sambil memulai pelajaran pagi tadi. Pelajaran tarbiyah kali ini bertajuk #muhammadteladanku mengupas ayat qur’an di surah al-Ahzab: 21.


Si A menjawab, “Rindu dan sedih”. Saya pun penasaran akan jawabannya. Apa sih yang engkau maksud dengan rindu dan sedih? Lalu ia menjelaskan dengan mata berkaca-kaca, “Aku rindu kepada Rasulullah SAW karena belum pernah melihat beliau. Dan aku sedih karena terlalu banyak siksaan yang telah dilakukan orang-orang Musyrikun kepada beliau.” Maa syaa Allah, jawabannya membuatku terkagum.


Anak sekecil ini sudah sangat merindukan Nabinya bahkan memahami kesedihan baginda Nabi akibat siksaan musuh-musuhnya.


Murid yang lain seakan tak mau ketinggalan; Si B pun mengangkat tangan. “Aku ingin mesin waktu ustadz!” Belum selesai ia menjawab, murid-murid lain pun tertawa padanya. Tapi ia mencoba melanjutkan penjelasannya, “Maksud saya; dengan mesin waktu saya bisa hidup bersama Nabi Muhammad agar aku bisa membersamainya di medan jihad para perang badar atau uhud.” Maa syaa Allah, tawa sebelumnya berubah menjadi haru.


Satu demi satu para murid menjawab secara bergantian. "Aku ingin mendengar langsung suara indah Rasulullah saat mengimami para sahabat ustadz." Sahut murid yang duduk terdepan dekat saya. Walau memang ada beberapa murid yang tak dapat berkata-kata. Entah karena Rasulullah begitu amazing hingga ia takut memilih diksi atau memang karena ia belum mampu menjawab.


Maa syaa Allah begitu antusiasnya mereka mengungkapkan kerinduannya kepada Baginda Nabi. Terimakasih murid-muridku!


Tak terasa saat ini kita sudah berada di bulan rabiul awwal dalam tanggalan hijriyah. Masjid-masjid mulai merencanakan agenda kajian mengenang baginda Rasulullah SAW.


Buat kita para orangtua, sebelum kita mengajarkan cinta nabi kepada anak-anak kita maka berkacalah. Jangan sampai pengetahuan tentang nabi lebih dipahami anak daripada kita.


Setiap yang mencintai selalu menyebut dan mengenang sang kekasih. Karena rindu perlu bukti. Karena cinta butuh pengorbanan. Begitulah seharusnya kita sebagai perindu Nabi untuk membuktikan cinta padanya.


Tak perlu memulai dari yang berat. Sudahkah kita bershalawat padanya hari ini? Sunnah nabi mana yang sudah kita jaga setiap hari? Saat Nabi begitu peduli pada sahabatnya, maka sepeduli apa kita pada anak, orangtua, keluarga, atau bahkan tetangga?


Jika saja anak SD begitu paham tentang rindu Nabi, maka sejatinya kita yang sudah mukallaf seharusnya rindu tanpa tepi. Tak perlu 'bermaulid' untuk membangun rindu. Cukup bertanya: "Apakah benar aku sudah layak menjadi ummat Nabi?"


Shallallahu 'alaika ya Rasulallah... 😇


Abu Qudsy, 10/9/24


(Semua percakapan di atas, selama di kelas mengalir dengan bahasa arab.)

logo
Berita
Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Pada tanggal 5 - 6 September Ibnu Abbas kedatangan tamu dari Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas Ciater. Kedatangan petugas kesehatan guna mengadakan program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).


Program yang dilaksanakan berupa BIAS MR (Campak), BIAS HPV (Human Paviloma Virus), dan Pemeriksaan Kesehatan.


Program ini diperuntukan bagi siswa-siswi kelas 1 dan kelas 5 SD. Para murid diperiksa satu persatu oleh petugas kesehatan yang hadir ke sekolah.


Tujuan dari kegiatan ini adalah melindungi anak dari penyakit Campak dan Kanker Rahim.


Saat program ini dilaksanakan, para murid tetap menjalani KBM dengan baik di sekolah.


Fauzi Rusman


logo
Berita
Juara 1 dan Medali Emas

Kabar baik datang dari 2 siswi Sekolah Islam Bilingual Ibnu Abbas BSD. Mereka berhasil meraih Juara pertama dalam sebuah kompetisi, dan juga meraih medali emas di ajang perlombaan olahraga.


Alifa Kineta Kanza siswi kelas 9 meraih juara pertama dalam English Speech Contest di event Darul Muttaqien Open 7. Acara diselenggarakan oleh Pon Pes Darul Muttaqien. Kikan sapaan akrab Alifa membawakan judul Menta Illness in This Z Generation.


Kemudian Nabila Azka Hendari siswi kelas 9 berhasil meraih medali Emas dalam ajang Panahan Barebow Putri 20 meter. Acara diselenggarakan oleh Dispora Tangerang Selatan dalam event Kejuaraan Olahraga Antar Pelajar Tangerang Selatan 2023.


Diharapkan 2 siswi tersebut mampu memberikan motivasi bagi siswa-siswi lain supaya lebih giat lagi untuk meraih prestasi. Serta dapat menggunakan keahliannya tersebut agar bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin, serta bangsa Indonesia.


Fauzi Rusman


logo
Tarbiyah
SISWA BERTANYA, GURU MENJAWAB #2

Ustadz, Bagaimana nasib anak kecil yang non muslim jika mereka meninggal. Apakah mereka di Surga atau di Neraka? Pertanyaan ananda Nayfah, siswi kelas 4 Sekolah Islam Bilingual Ibnu Abbas BSD


Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah (dalam Majmu Fatawa wa Maqalat Assyaikh Bin Baz, 3/163) menjawab:


Jika anak tersebut belum mukallaf (terkena beban syariat), dan kedua orang tuanya kafir, maka hukumnya sebagaimana yang berlaku bagi orang tuanya. Yaitu tidak dimandikan, tidak dishalatkan, dan tidak boleh dimakamkan di pemakaman kaum muslimin. Sedangkan di akhirat, kembali kepada kehendak Allah Ta’ala. Terdapat hadits shahih dari Rasullah shallallahu ’alaihi wasallam, ketika ditanya tentang nasib anak-anak orang musyrik, beliau menjawab:


الله أعلم بما كانوا عاملين


“Allah Maha Mengetahui tentang apa yang mereka perbuat.” (Muttafaqun ‘alaih)


Menurut penjelasan sebagian ulama tentang hadits ini, artinya Allah akan menampakkan apa yang Ia ketahui tentang nasib anak-anak tersebut di hari kiamat kelak. Mereka akan diuji dengan pertanyan, sebagaimana pengujian terhadap ahlul fathrah atau semacam mereka. Jika mereka bisa menjawab pertanyaan tersebut, mereka akan masuk surga. Jika mereka tidak bisa menjawab, mereka akan masuk neraka.


Banyak sekali hadits shahih yang membahas tentang pengujian terhadap ahlul fathrah, yaitu orang-orang yang sama sekali belum pernah mendengar ajaran para Rasul, atau yang semisal mereka, seperti anak-anak kecil kaum musyrikin. Hal ini didasari oleh firman Allah ‘Azza Wa Jalla:


وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا


“Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (Qs. Al Isra: 15)


Pendapat ini adalah pendapat yang lebih tepat dari beberapa pendapat yang ada tentang status ahlul fathrah atau orang yang semisal mereka. Pendapat inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, juga murid beliau, Ibnu Qayyim, juga sejumlah ulama terdahulu, serta para ulama setelah mereka, semoga Allah merahmati mereka.


Wallahu A'lam


Usman Baco Sau


Guru Tarbiyah Qur'aniyah SIBIA BSD


logo
Berita
STUDI BANDING KE IBNU ABBAS BSD

Pada awal tahun ajaran 2023/2024 Sekolah Islam Bilingual Ibnu Abbas BSD kedatangan tamu dari beberapa sekolah untuk studi banding.




Di antaranya adalah Maktab Ibnu Khaldun. Sekolah ini mengutus para pengajarnya untuk mempelajari metode pengajaran Bahasa Arab, serta mempraktikkannya langsung di depan staff kurikulum dan pengajaran Ibnu Abbas. Kunjungan berlangsung selama 3 hari dimulai dari tanggal 24 hingga 26 Juli 2023.




Kemudian ada kunjungan dari Al-Fityan School Medan pada tanggal 31 Juli 2023. Kunjungan disambut langsung oleh kepala sekolah serta staff kurikulum Ibnu Abbas.


Pada tanggal 2 Agustus datang tamu dari Kuttab Al-Kahfi Indonesia. Sama halnya dengan sekolah-sekolah sebelumnya, tujuan sekolah ini datang berkunjung untuk studi banding/observasi pendidikan Islam dan aplikasi kurikulum Bahasa Arab.


Sekolah Islam Bilingual Ibnu Abbas sudah beberapa kali kedatangan tamu untuk studi banding, para pendiri dan pimpinan selaku menyambut dengan baik kepada tamu-tamu yang datang. "Pada bulan-bulan sebelumnya juga ada beberapa sekolah lain yang datang untuk studi banding, selain dari 3 sekolah tersebut", ucap ustadz Fauzan selaku wakil kepala sekolah.


Fauzi Rusman


logo
Berita
Pengecoran Ruang Kelas Tambahan Ibnu Abbas BSD

BSD (30/7) Untuk menghadapi jumlah murid yang semakin bertambah Yayasan Ibnu Abbas BSD membangun ruang tambahan kelas Sekolah Islam Bilingual Ibnu Abbas.


Hingga hari Ahad (30/7) proses pembangunan telah sampai pada tahap pengecoran. Kebutuhan cor 97 meter kubik, dengan mendatangkan 15 truk molen.




Pengecoran dimulai sekitar pukul 07.00 wib dan selesai hingga waktu Maghrib, dan proses pengecoran berjalan lancar.


Ruang kelas tambahan bertempat di gedung 2 Ibnu Abbas BSD yang berlokasi di Jalan Tandon Ciater, bertempat di belakang gedung utama.


Yayasan Ibnu masih membuka donasi wakaf bagi kaum muslimin yang ingin menyalurkan sedekahnya guna pembangunan Sekolah Ibnu Abbas BSD. Wakaf bisa disalurkan melalui Rek BSI 711 201 6311 an Yay Ibnu Abbas BSD Pembangunan.


Fauzi Rusman


Youtube Channel

sibia bsd

Channel

Profil

sekolah islam billingual ibnu abbas